Friday, October 3, 2008

Membezakan Informasi Dusta dari yang Terpercaya ..


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam kepada kita. Aku bersaksi tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah. Tiada sekutu baginya. Dialah yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan aku bersaksi bahawa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. Semoga selawat dan salam selalu tercurahkan kepadanya, kepada sahabat dan kepada kerabatnya.

Allah SWT telah berfirman, yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kamu orang fasik membawa berita, periksalah dengan teliti (tabayyun) agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (Q. S. Al-Hujuraat: 6)

Allah SWT telah begitu tegas memberikan panduan kepada kaum muslimin di dalam menyikapi suatu informasi (berita): telitilah berita yang dibawa atau disiarkan oleh orang-orang fasik. Artinya, jangan mudah percaya begitu saja kepada suatu berita, kabar, pendapat, atau informasi yang disebarkan oleh orang-orang fasik.

Siapakah orang-orang yang disebut fasik itu?
Kata fasik berasal dari kata dasar al-fisq, yang berarti "keluar" (khuruj). Para ulama mendefinisikan fasik sebagai "orang yang derhaka kepada Allah SWT kerana meninggalkan perintah-Nya atau melanggar ketentuannya." Orang fasik adalah orang yang melakukan dosa besar dan sering melakukan dosa kecil.

Jika tidak cermat, memang tidak mudah bagi kita untuk memahami arti kata fasik. Kerana di dalam Al-Qur'an, kata fasik muncul dalam berbagai konteks. Kategori fasik boleh terjadi akibat dosa besar atau dosa kecil. Adapun kategori kafir hanya terjadi akibat tidak beriman atau dosa besar yang memang dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam, seperti syirik akbar, meyakini bolehnya meninggalkan shalat fardhu lima waktu dan dosa-dosa lain yang memenuhi syarat untuk menjadikan pelakunya kafir. Jadi, orang fasik belum tentu kafir, tetapi orang kafir sudah tentu adalah fasik. Sebahagian ulama mazhab Syafi'i menyatakan bahawa seseorang dapt dikatakan tidak fasik (adil) apabila kebaikannya lebih banyak dari kejahatannya dan tidak terbukti bahawa ia sering berdusta.

Tingkat penerimaan atau kepercayaan kita terhadap suatu informasi, antara berita atau informasi mengenai masalah agama, yaitu yang bersumber Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan kabar berita masalah lainnya, tidaklah sama. Mengapa dikatakan tidak sama? Bukankah sama-sama kabar/berita/informasi?
Islam memiliki mekanisme yang cukup rapi, terpercaya dan meyakinkan di dalam konsep penyampaian berita/informasi. Islam menempatkan identifikasi "kefasikan" dan "keadilan" sebagai hal yang penting. Para ulama ahli hadits telah melakukan suatu penelitian dan penilaian terhadap sifat, keadaan dan perilaku seseorang yang meriwayatkan sebuah hadits. Al-Mawardi meriwayatkan sebuah hadits Nabi SAW, "Umumkanlah orang fasik dengan keadaan yang ada padanya agar masyarakat mewaspadainya." Imam Thabrani juga meriwayatkan sebuah hadits dengan sanad hasan, "Sampai bila kamu enggan menyebut tentang orang pendusta (fajir)? Umumkanlah sampai masyarakat mengetahuinya."

Para imam hadits tidak sembarangan dalam menerima setiap sanad (isnad) yang disebutkan orang, tetapi mereka memilih setiap perawi yang ada dalam sanad dengan ketat. Para perawi hadits itu, diteliti kecerdasannya, akhlaknya, guru-gurunya, dan juga murid-muridnya. Jika tidak jelas, hadits yang bersumber dari perawi tersebut ditolak. Para perawi hadits disyaratkan harus jujur, kuat hafalan (dhabit), adil, dan disiplin.

Berdasarkan seleksi para pakar hadits itulah, mereka kemudian membuat kategori hadits dan membahaginya kepada tiga kelompok:

Hadits Mutawatir, yakni hadits yang diriwayatkan oleh ramai para sahabat, tabi'in, dan seterusnya, yang dipastikan mereka tidak mungkin bersepakat berbohong. Hadits tingkat ini dapat diyakini kebenaran secara pasti (tidak diragukan), bahawa kabar atau berita itu berasal dari Nabi SAW.

Hadits Masyhur, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh satu atau dua orang sahabat, tetapi tidak sampai mencapai derajat mutawatir, lalu diriwayatkan oleh generasi sesudahnya dengan derajat mutawatir.

Hadits Ahad, yaitu hadits yang seluruh perawinya, mulai generasi sahabat, tabi'in dan tabi'it tabi'in, tidak mencapai darjat mutawatir.

Kemudian, macam hadits yang ketiga yaitu hadits ahad, dikelompokkan lagi menjadi tiga macam, yaitu:

Hadits Sahih, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang adil (tidak fasik), sempurna ketelitiannya, sanadnya bersambung sampai kepada Nabi SAW, tidak mempunyai cacat, dan tidak bertentangan periwayatan orang yang lebih dipercayai.

Hadits Hasan, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, tetapi kurang ketelitiannya, sanadnya bersambung sampai Nabi SAW, tidak mempunyai cacat, dan tidak bertentangan dengan periwayatan orang yang lebih dipercayai. Jadi bezanya dengan hadits sahih terdapat pada ketelitian perawi.

Hadits Dha'if, yakni hadits yang tidak memenuhi syarat sahih maupun hasan. Adapun hadits dha'if ini banyak jenisnya, yaitu: maudhu' (palsu), mursal, munqathi', mu'allaq, mudallas, mudraj, munkar, dan mubham.

Ternyata di dalam agama Islam untuk menerima suatu hadits atau khabar yang diterima dari Rasulullah SAW, memiliki syarat-syarat yang sangat ketat. Ini merupakan suatu mekanisme yang sangat berharga bagi agama yang lurus ini, di mana agama-agama lain di dunia tidak memiliki mekanisme sumber-sumber berita keagamaan yang dapat dipercayai. Kalau kita bertanya kepada ummat Nashrani misalnya, mengapa kitab injil yang saudara yakini kebenarannya itu, terjadi perbezaan (bias) di antara kitab-kitab Injil yang ada di dunia? Bagaimana boleh berbeza? Bolehkah menelusuri siapa-siapa saja yang telah meriwayatkan ayat-ayat yang ada dalam kitab Injil? Menelusuri siapa yang meriwayatkan berita saja tidak mampu, bagaimana mungkin berita itu layak dipercayai, apalagi untuk diyakini menjadi suatu keyakinan!? Tetapi di dalam Islam, siapa saja yang ingin membuktikan Al-Qur'an, dimana pun anda berada, pasti kalimat dan maknanya sama. Dan lebih menakjubkan lagi, jika kita kumpulkan anak-anak remaja yang hafal Al-Qur'an, barapa banyak mereka, sungguh melimpah ruah, apalagi orang-orang dewasa. Mereka hafal Al-Qur'an kerana dibimbing oleh gurunya yang hafal, gurunya dari guru gurunya dan seterusnya sambung-menyambung hingga dari Rasulnya Muhammad SAW. Begitulah sekelumit di antara tanda-tanda kebenaran kabar berita yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW hingga hari ini, disamping berbagai tanda-tanda lainnya, jika kita mau memaparkannya.

Demikianlah kajian dakwah yang singkat ini, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua sebagai bahan renungan bagi kita bahawa nilai kabar mengenai agama kita hingga hari ini, detik ini adalah suatu kabar yang dapat diyakini dengan pasti kebenarannya. Sehingga dengannya keyakinan kita bertambah mantap, bertambah yakin dan bertambah kuat keimanan kita, amin.

Sumber: Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia http://www.alislam.or.id
Read More ..

Thursday, October 2, 2008

Guan Eng harap Islam jadi teras rapatkan silaturrahim


Abdul Aziz Mustafa
Thu | Oct 02, 08 | 11:03:05 pm MYT

KUALA LUMPUR, 2 Okt (Hrkh) - Ketua Menteri Pulau Pinang, Lim Guan Eng berharap Islam akan menjadi teras kepada usaha merapatkan silaturahim antara kaum di negara ini.

"Seperti mana yang saya faham, Islam sebagai agama yang syumul atau universal adalah Ad-Din atau cara hidup menyeluruh yang mencakupi semua aspek kehidupan manusia sama ada ekonomi, politik mahupun sosial.

"Ia tidak bersifat perkauman kerana Ad-Din adalah berteraskan sistem keadilan tanpa mengira kaum dan agama.

"Sememangnya, saya amat menghormatinya dan berharap ia akan menjadi teras kepada usaha merapatkan silaturahim antara kaum di negara ini," kata Setiausaha Agung DAP itu dalam perutusan Eidulfitrinya.

Beliau percaya bahawa semua agama di dunia ini turut mengajak para umatnya melakukan kebaikan termasuk agama Islam itu sendiri.

"Melalui kitab suci Al-Quran ada disebut mengenai Amar Ma�ruf Nahi Mungkar, iaitu menyuruh melakukan kebaikan dan mencegah melakukan kejahatan. Ia merupakan puncak tertinggi dalam agama Islam itu sendiri.

"Saya yakin umat Islam yang beriman dan bertakwa pastinya menerima prinsip keadilan tulen untuk semua," kata beliau.

Bagi pihak DAP, beliau percaya kepelbagaian kaum, agama, adat, budaya dan bahasa, tidak pernah menjadi penghalang atau membatasi kemajuan Malaysia.

Aspek kepelbagaian tersebut harus menjadi kekuatan rakyat Malaysia untuk berganding bahu serta saling percaya antara satu sama lain, kata beliau.

"Tuhan tidak membezakan kita di antara warna kulit ataupun fahaman politik malah kepercayaan agama terjamin di kalangan semua agama, termasuk Islam.

"Oleh itu adalah tidak betul dan tidak patut insan dalam parti politik tertentu cuba memecah belahkan rakyat dan menggugat perpaduan nasional dengan menggunakan isu perkauman, menabur fitnah dan menggalakkan penggunaan kekerasan.

"Namun kumpulan ekstremis ini cuba menggunakan isu bahasa sungguhpun semua bahasa di dunia baik Inggeris, Melayu, Mandarin, Tamil, Hindi, Urdu, Thai dicipta oleh Tuhan," kata Guan Eng.

Beliau mengajak rakyat Malaysia menolak politik jahat tersebut yang hanya mementingkan golongan kecil yang amalkan kemungkaran.

Sebaliknya, kata beliau, semua mestilah besatu di bawah panji nilai-nilai teras universal yang diterima semua iaitu, kebebasan, keadilan, kebenaran, keluhuran undang-undang dalam Perlembagaan Persekutuan dan ketakwaan kepada Tuhan.

"Barulah kita boleh dirikan sebuah kerajaan bercorak demokrasi, ketuanan rakyat dan kepimpinan beretika mencontohi pemimpin agung Islam Khalifah Umar Abdul Aziz," katanya.

Rakyat Malaysia, kata beliau, tidak patut benci-membenci semata-mata kerana warna kulit atau fahaman agama yang berbeza.

"Jangan jadikan kepelbagaian kaum dan agama sebagai alasan untuk bertindak ganas atau menuju ke arah jenayah. Yang penting, tali silaturahim antara kita harus diikat erat.

"Jangan kita biar pihak tertentu mengadu domba persahabatan kita sesama kaum semata-mata kepentingan politik perkauman sempit mereka.

"Semoga hari lebaran ini disambut dengan penuh keinsafan, kesyukuran dan kegembiraan. Amar Ma�ruf Nahi Mungkar . Maaf zahir batin," kata beliau mengakhiri perutusannya.
Read More ..

Krisis Kewangan USA akibat pengaliran keluar wang Islam


Artikel Oleh Tarabulsi_2008

" Pelan bailout sebanyak USD 700 Billion untuk mengatasi krisis kewangan yang melanda Amerika Syarikat telah tidak dapat laluan di Congress semalam, 29 September 2008 dan akan dibentangkan semula pada Khamis, 2 Oktober ini.

Antara sebab utama krisis kewangan ini berlaku adalah tindakan 'oil sheikhs' Arab yang banyak menabung dan melabur di Amerika Syarikat mengalihkan wang simpanan mereka ke tempat lain setelah berlakunya peristiwa 911 yang dikuti oleh 'war against terrorism' yang sebenarnya adalah 'war against Islam' yang diistiharkan oleh Presiden Bush.

Sebelum peristiwa 911 dikatakan lebih kurang separuh dari wang yang ditabungkan dalam institusi kewangan Amerika Syarikat adalah duit orang-orang Arab - Arab oil sheikhs. Orang-orang Arab yang kaya itu juga bayak melabor dan membeli harta dan di anggap penting kepada property market di Amerika Syarikat.

Apabila berlaku peristiwa 911 diikuti dengan perang Iraq dan perang Afghanistan serta bermacam penganiayaan, fitnah serta diskriminasi terhadap umat Islam yang telah dilakukan oleh pentadbiran Bush dan rakyat Amerika umumnya, maka orang-orang Arab telah mengalihkan wang mereka dari Amerika Syarikat ke tempat lain terutamanya ke Dhubai secara beransur-ansur. Mereka juga menjual kebanyakkan harta serta lain-lain asset yang mereka milekki di Amerika Syarikat.

Oleh kerana layanan yang buruk terhadap orang-orang Islam telah berlaku sejak peristiwa 911, orang-orang Arab telah juga semakin kurang melancong ke Amerika Syarikat.

Tidak kedengaran langsung bahawa antara sebab utama timbulnya krisis kewangan ini adalah akibat dari 'massive outflow of Arab and Islamic capital' dalam tahun-tahun yang kebelakangan ini. Memang dijangka pentadbiran Bush dan rakyat Amerika Syarikat tidak akan mengaku tentang wang umat Islam ini kerana mereka tidak mahu sebarang apa menghalang tujuan jahat mereka untuk terus memerangi Islam atas nama memerangi terrorisma. Lebih-lebih lagi mereka tidak mahu kelihatan sudah mula kalah dalam 'war against Islam'.

Kita tunggu dan lihat detik-detik permulaan keruntuhan empayar Amerika Syarikat ini.


Read More ..

Tuesday, September 30, 2008

Monday, September 29, 2008

Amaran PAS: Tolak kerajaan pusat Pakatan jika majoriti bukan Islam


Isnin September 29, 2008 -Oleh G. MANIMARAN

PETALING JAYA: Selepas tarikh 16 September berlalu tanpa kejutan, PAS pula mengulangi pendiriannya tidak akan menyertai kerajaan Pakatan Rakyat jika kerajaan baru persekutuan yang dicita-citakan, majoritinya dikuasai oleh wakil rakyat bukan Islam kelak.

Pendirian itu dinyatakan oleh Presidennya, Datuk Seri Abdul Hadi Awang pada Ceramah Isu-isu Semasa di Dungun, Terengganu minggu lalu.

Abdul Hadi yang juga Ahli Parlimen Marang lebih mengharapkan wakil rakyat Umno menyertai PAS jika mahu membina kekuatan orang Melayu dan Islam di negara ini.

Dipetik Harakah menerusi edisi terbaru bertarikh 29 September (hari ini), Abdul Hadi berkata, apabila jumlah wakil rakyat bukan Islam melebihi kerusi anggota Dewan Rakyat beragama Islam, maka PAS akan membuat keputusan - sedia menarik diri daripada kerajaan Pakatan Rakyat.

Kata beliau, PAS telah meletakkan syarat agar kerajaan Pakatan Rakyat itu dikuasai oleh wakil-wakil Islam Melayu.

Jika Islam tidak majoriti, bekas Ketua Pembangkang di Parlimen itu berkata, pembentukan kerajaan pimpinan Pakatan Rakyat tidak akan disertai oleh PAS.

"PAS akan tarik diri terang-terang jika tidak mendapat majoriti Islam. Itu syarat pertama," kata beliau.

Susulan pilihan raya umum ke-12 8 Mac lalu, Barisan Nasional (BN) mempunyai 140 kerusi di Dewan Rakyat manakala pembangkang pula 82 anggota.

Pakatan Rakyat yang terdiri daripada Parti Keadilan Rakyat (PKR), DAP dan PAS masing-masing mempunyai 31, 28 dan 22 anggota Dewan Rakyat.

Salah satu parti komponen BN, Parti Maju Sabah (Sapp) telah keluar dan kini bertindak sebagai Bebas di Parlimen. Seorang lagi anggota Dewan Rakyat juga merupakan wakil Bebas.

Idea pembentukan kerajaan persekutuan pimpinan Pakatan Rakyat telah diutarakan oleh pembangkang pada 1 April lalu.

Datuk Seri Anwar Ibrahim menetapkan 16 September yang lalu bagi mencapai sasaran tersebut.

Bagaimanapun tiada perkembangan menjelang 16 September, sebaliknya Pakatan Rakyat menerusi Anwar telah meminta agar Perdana Menteri Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi mengadakan pertemuan dengan pembangkang bagi membincangkan peralihan kerajaan pusat secara aman.

Surat pertemuan itu ditandatangani Anwar, Abdul Hadi dan Penasihat DAP, Lim Kit Siang.

Kemudian Anwar meminta Abdullah memanggil sidang khas Parlimen pada 23 September.

Kedua-dua permintaan itu ditolak Abdullah dan tarikh baru Pakatan Rakyat membentuk kerajaan ialah 1 Oktober.

Syarat kedua yang ditentukan Abdul Hadi ialah kerajaan yang bakal dibentuk itu mesti sebuah kerajaan yang kukuh, bermakna terdiri daripada wakil rakyat yang konsisten (istiqamah).

"Kita (PAS) bersedia untuk mengubah kerajaan tetapi dengan syarat mestilah kerajaan itu lebih baik daripada yang sedia ada (BN).

"Kita tidak mahu berubah kepada yang lebih buruh tetap mesti lebih baik," kata Abdul Hadi.

Pada minggu lalu, Anwar telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Besar Kelantan, Datuk Nik Aziz Nik Mat dan Abdul Hadi di Kota Bharu bagi membincangkan perkembangan terbaru mengenai sasaran tersebut.

Difahamkan, dalam pertemuan itu Anwar sekali lagi memberi jaminan tidak akan meminggirkan PAS apabila Pakatan Rakyat membentuk kerajaan baru persekutuan.
Read More ..

Sunday, September 28, 2008

Abdullah dan Najib Anggap Kerusi Presiden Umno Harta Pusaka Mereka


Sabtu, 27 September 2008 • Kategori: Berita Utama, Nasional

Pemimpin Umno Tengku Razaleigh Hamzah berkata Presiden Umno Abdullah Ahmad Badawi dan Timbalan Presiden Umno Najib Razak menganggap kerusi Presiden Umno harta pusaka yang boleh diwariskan sesuka-hati mereka.

Beliau berkata demikian di suatu sidang akhbar yang diadakan di kediamannya di Jalan Langgar Golf tengahari tadi. Sidang akhbar tersebut dihadiri oleh 50 media asing dan tempatan.

“Peralihan kuasa ini, seolah-olah jawatan presiden itu dianggap satu harta pusaka yang boleh diwariskan kepada sesiapa sahaja, mengikut kehendak presiden parti, tanpa menghirau hak asasi di peringkat akar umbi,” kata Razaleigh.

Ketua Umum KeADILan Anwar Ibrahim berkata Pakatan Rakyat bimbang dengan nasib pengundi-pengundi akar umbi Umno yang dipergunakan kepimpinan tertinggi Umno demi kepentingan kuasa semata-mata.

Kenyataan Razaleigh ini mengesahkan pandangan Anwar Ibrahim, bahkan Razaleigh turut akui bahawa Umno berada dalam keadaan terburuk dalam sejarah parti itu, dan menegaskan perpecahan dalaman parti kali ini lebih teruk dari yang pernah berlaku sebelum ini.

Jelas beliau, perpecahan ini didorong oleh pelan peralihan kuasa yang dicadangkan Abdullah, yang menurut Razaleigh tidak menurut perlembagaan parti, dan hanya dibuat untuk menjaga kepentingan individu-individu tertentu.

Razaleigh menegaskan beliau sama sekali tidak bersetuju dengan pelan peralihan kuasa dan mahu sebarang pelan peralihan ditentukan menurut garis proses pemilihan dan perlembagaan parti.

Pemilihan parti diadakan tiga tahun sekali sepertimana yang diperuntukkan dalam perlembagaan parti.

Suara KeADILan


Read More ..