Saturday, December 6, 2008

Wahbah Zuhaili dan Qaradhawi Fatwakan Hewan Kurban untuk Gaza

Syeikh Wahbah Zuhaili, Farid Washil, dan Yusuf al-Qaradhawi Fatwakan Penyaluran Hewan Kurban untuk Gaza

Hidayatullah.com–Setelah beberapa waktu lalu Mufti Besar Mesir Syeikh Dr. Ali Jum’ah mengeluarkan fatwa yang menyerukan untuk menyalurkan hewan dan daging kurban kepada para penduduk Gaza dan Palestina, kini Syaikh Prof. Dr. Wahbah Zuhaili menyusul untuk mengeluarkan fatwa serupa.

Dalam keterangannya yang dikutip Islamonline (4/12), Wahbah yang juga guru besar Fikih Islam pada Universitas Damaskus, mengatakan bahwa “dalam waktu sekarang ini, para penduduk Gaza menjadi priorotas utama untuk mendapatkan jatah hewan dan daging kurban, mengingat kondisi mereka yang tengah diterpa krisis.”

Profesor pengarang kitab rujukan Islam kontemporer itu bahkan menghukumi penyaluran hewan dan daging kurban untuk masyarakat Gaza dan Palestina mendekati kepada wajib. “hal tersebut dihukumi syibh (menyerupai) wajib,” ungkapnya.

Terkait pencegatan kapal bantuan Al-Marwa milik Libya yang membawa ribuan ton barang bantuan untuk penduduk Gaza oleh Angkatan Laut Israel, az-Zuhaili turut mengecam tindakan tersebut.

Syaikh Farid Washil yang juga mantan Mufti Agung Mesir justru menghukumi penyaluran hewan kurban untuk masyarakat Gaza sebagai sesuatu yang wajib bid-dharurah. “Saya menyatakan bahwa penyaluran hewan kurban saat ini untuk masyarakat Gaza hukumnya wajib sewajib-wajibnya,” ungkapnya.

Penghukuman wajib serupa juga datang dari fatwa ulama Muslim terkemuka yang tinggal di Doha, Syeikh Dr. Yusuf al-Qaradhawi. “Harta zakat umat Muslim kali ini seharusnya dialirkan untuk penduduk Gaza,” kata al-Qaradhawi.

Beberapa ulama Muslim Gaza menyambut baik fatwa beberapa ulama Muslim terkemuka tersebut. Syaikh Dr. Mahir as-Susi, wakil dekan fakultas syari’ah pada Universitas Islam di Gaza menyatakan bahwa “kondisi di Gaza benar-benar memprihatinkan. Fatwa yang dikeluarkan oleh Syeikh Jum’ah dan Zuhaili sangat tepat.”

Selain itu, as-Susi juga meminta pihak negara Mesir untuk membukkakan perbatasan Rafah, untuk dapat memudahkan masuknya hewan dan daging kurban yang berdatangan, juga untuk masuknya bantuan kemanusiaan lainnya.

Hingga saat ini, yang patut disayangkan, Mesir justru seolah mendukung blokade Isarel atas gaza. Mesir menolak untuk membukakan pintu perbatasan Rafah. [iol/atjeng/www.hidayatullah.com]

1 comment: